![]() |
Diskusi Nanti Kita Cerita Tetang Pendidikan Negeri Ini (Pro-Kontra Kampus Merdeka) |
Nama
Kegiatan : Nanti Kita Cerita
Tentang Pendidikan Negeri Ini
Pemateri
: Ardhitya Furqon
Wicaksono, M.Pd
Tanggal : 22 Maret 2020
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia terus mengeluarkan terobosan - terobosan di
dalam dunia pendidikan Indonesia, salah satunya adalah " Kampus Merdeka
". Kampus merdeka merupakan kebijakan baru yang akan diterapkan antara
lain: Pertama, mempermudah pembuatan program studi baru. Kedua, Akreditasi
bersifat otomasi dan sukarela. Ketiga, kemudahan menjadi PTN-BH. Keempat,
mahasiswa dapat megambil dua semester lintas prodi dan magang. Program
Kampus Merdeka itu pun mendapatkan respon yang berbeda dari masyarakat, baik
respon negatif maupun positif. Pasti menarik untuk kita bahas pro kontra
terkait kebijakan tersebut, jangan sampai kita sebagai mahasiswa yang merupakan
subyek dari kebijakan tersebut merasa dirugikan. Langsung saja kita mulai
diskusi ini, kepada Mas Ardhitya Furqon Wicaksono untuk memantik diskusi pada
siang hari ini, waktu dipersilahkan .
Baik
terimakasih, sebelumnya Assalamualaikum WR WB. Selamat siang kepada seluruh
sahabat sahabat peserta seminar dimana pada siang hari ini saya atas nama
Furqon selaku pemateri pada Siang hari ini akan berbicara mengenai menteri
pendidikan dan kebudayaan yang terus mengeluarkan terobosan dalam pendidikan
yaitu salah satunya terobosan kampus merdeka. Dan dimana di sini kebijakan yang
akan diterapkan yang pertama adalah salah satunya untuk mempermudah pembuatan
program studi baru. Mungkin perkenalkan saya disini cukup untuk menyebutkan
nama. Saya juga cukup singkat ya di panggil Furqon saja dan saya dari uin sunan
kalijaga dari S1 dan S2 dari jurusan Manajemen dan Kebijakan Pendidikan Islam.
Saya beralamat di Barongan Sumberagung Bantul, dan kita berbicara mengenai
kebijakan kampus merdeka yang layaknya kebijakan ini harus kita jelaskan secara
detail.
Sahabat-sahabat
yang mungkin belum pernah mendengar atau sangat asing dalam kebijakan kampus Nadiem
Makarim ini yang telah menjelaskan bahwasannya kebijakan ini memberikan otonom
bagi salah satunya perguruan tinggi maupun negeri ataupun swasta yaitu dapat
melakukan pendirian program studi baru itu secara mudah dalam mengurus
akreditasi ataupun dalam melakukan kerja sama organisasi di dalam kampus
ataupun universitas di sini adalah pengecualian adalah berlaku untuk program
kesehatan dan pendidikan itu seluruh prodi baru otomatis akan mendapatkan
akreditasi C. Salah satunya itu dan itu merujuk pada program kebijakan yang
kedua juga yaitu mengenai program akreditasi yang bersifat otomatis maka itu
menurut seluruh perangkat dan bagi perguruan tinggi yang otonomi yang siap naik
peringkat kedepannya seperti itu. Jadi tujuan ini adalah untuk mempermudah bagi badan akreditasi nasional dan PT agar
berlaku selama 5 tahun kedepannyaa itu mampu bersaing dalam masuk seratus
universitas seperti itu.
Kebijakan
ini mampu memberikan hak kepada
mahasiswa salah satunya sudah disebutkan
oleh moderator kita yaitu mengambil matakuliah diluar prodi perubahan disatuan
kredita atau sks yang disini dimaksudnya adalah bobot sks itu kegiatan
pembelajaran nya diluar kelas dan
mendorong mahasiswa untuk mencari
pengalaman baru dan itu tujuannya seperti itu. Jadi perguruan tinggi itu
memberikan hak dan kebebasan mahasiswa untuk secara sukarela menjadi mahasiswa
boleh yang mengambil ataupun tidk sks tersebut maupun diluar kampus sebanyak 2 semester atu setara dgn 40 sks
ditambah juga dgn mahasiswa juga dapat mengambil sks di prodi.nah prodi lain
itu juga boleh sebanyak 2 semester. Tetapi kan ini yang harus ditempuh tapi kan
ini kebijakan ini ada pengecualiannya yaitu tidak berlaku untuk prodi kesehatan
seperti itu. Mengenai kebijakan ini juga konsep dari dinskul di firlandia kalau
di indonesia namanya kampus merdeka yang
baru saja dicetuskan ini adalah menjadi satu satunya informasi dikelas
menjadi pusat di pendampingan intinya seperti itu jadi guru itu hanya
mendampingi siswa itu hanya dapat melakukan belajar jadi guru itu bisa menjadi
fasilitator belajar untuk mengembangkan karakter karakter siswa dan juga guru
memiliki peran yaitu sebagai penentu kebijakan pemerintah.
Kesamaan
kebijakann yang di canangkan merdeka belajar menteri assas pendidikam di
firlandia itu yang ini adalah peran guru menjadi pusat tetapi menjadi
fasilitator kan seperti itu.jadi pusat perhatiannya itu sekarang pada siswa
dalam pengembangan karakter tetapi terlebih disini juga menteri nadiem itu
memberikan salah satu nya harapan harapan yang menjadi kesempatan guru itu menjadi ornamen yang penting dalam sisi dunia
pendidikan tersebut jadi perubahan perubahan disini merupakan jadi penentu
kualitas pendidikan karena guru itu sangat penting selain menjadi fasilitator
juga menjadi penentu kebijakan selain itu juga sebagai pengembang karakter dan
salah satunya yang positif dari merdeka pendidikan itu yaitu mengedepankan
nilai nilai perilaku dan sikap salah satu yang tertera disini dalam konsep
merdeka pendidikan tersebut adalah dalam menghadapi masa depan khususnya dalam
abad ke 21 ini kan anak anak itu tentu harus tahu bagaimana cara mengembangkan
kreativitas bagaimana membangun kerjasama atau untuk kolaborasi dgn orang
disekitarnya selain itu juga harus berfikir kritis dan membangun komunikasi.
Sangatlah
tepat arti kita menghadapi era 21 hari ini dimana masyarakat itu menjadi
pelopor perubahan tidak hanya menteri menteri di setial negara tetali juga
setiap perubahan itu juga harus melalui berbagai step itu contohnya hari ini
menghadapi pro kontra antara merdeka pendidikan itu tepat di terapkan di
indonesia salah atau tidak. Nah disini butuh seseorang yang memang semua pihak
itu memang sangat dibutuhkan dalam kerjasama dan bisa dilihat dari kebijakan
tidak hanya di itu saja tetapi itu kebijakan sosial. Yang mana lapisan
masyarakat seluruh elemen itu harus sama sama mendukung agar nantinya kebijakan
ini berdasarkan hal yang sangat penting tentang tadi ya menghadapi era-era 21
era perusahaan industri itu selain itu juga merujuk kepada asas memanusiakan
manusia dan menjadikan semua orang itu menjadi pembelajar baik guru maupun siswa
tidak hanya satu arah saja tetapi pendidikan itu menjadi tolak ukur dimana
kerja sama membangun kreativitas dan berfikir kritis dapat diraih ketika
menoutput dari siswa tersebut sudah kelihatan boleh masing masing bulan
individunya ya ketika menurut saya pergantian menteri tapi ya jangan ganti
menteri terus ganti kebijaksanaan dan mau sampai kapanpun kita juga ganti
menteri trus ganti kebijakan sistem pendidikan. Baik sekarang contoh saja
fasilitas pendidikan khususnya tadi yang saya contohkan di firlandia di koskul
itu kita tidak hanya membandingkan tetapi kita melihat aspek di firlandia itu
sejak tahun 70an itu tidak pernah mengganti visi dan asas pendidikan yang harus
disesuaikan disana adalah kompetensi nya dari siswa tersebut bukan menjadi
sistem ganti menteri ganti kebijakan sangat kurang relevan. Apa sebagai kita
sebagai mahasiswa sinergikan dengan kebijakan yang tadi. Merdeka dalam belajar
juga harus kita sama sama untuk membangun mungkin cukup itu dulu aja jika ada
tambahan atau yang ditanyakan bisa tambahkan. Ya terimakasih saya kembalikan ke
bapak moderator. Mas panji monggo silahkan
Terimakasih
kepada mas furqon yang telah memberikan materinya, Silahkan kepada teman-teman
semua, untuk mendengarkan dan mencermati Rekaman yang telah dikirimkan Mas
Furqon selaku pemantik. Saya berikan waktu 15 menit dan setelah waktu berakhir,
setelan grub WA akan saya ubah dan dipersilahkan kepada teman teman untuk
memberikan tanggapan yang sudah disampaikan tersebut.
Pertanyaan 1
Selamat
siang, saya Heru Prasetya dari UPN V Yogyakarta, Kalau menurut saya, salah satu
kebijakan kampus merdeka ini ada dikhawatirkan kompetensi lulusan tidak
spesifik keilmuannya. Bagaimana menurut Mas Furqon?
Terimakasih
pertanyaan yang pertama saya akan menjawab pertanayaan dari Mas Heru yang dari
kampus UPN Veteran, pertanyaannya adalah kebijakan kampus merdeka ini
nanti dikhawatirkan kompetensi lulusan
tidak spesifik keilmuannya, bagaimana menurut saya? Jadi jika kita melihat
catatan - catatan yang mungkin perlu banyak pasalnya program ini akan mengubah
cukup banyak hal - hal khususnya di pendidikan tinggi adalah salah satunya yang
paling fundamental itu kurikulum karena memang dalam kebijakan baru ini cukup
banyak pro kontra antara dari mahasiswa antara dari mauapun dari dosen sendiri
karena memang pengaturan ini jelas bagi perusahaan yang membuka pemagangan bagi
mahasiswa ini justru akan menjadi alat industri pastinya untuk mendapatkan
tenaga kerja yang murah atau pun nanti penyesuaiannya itu tidak sesuai dengan
program kompetensinya seperti itu.
Jadi
ini merupakan tanggung jawab besar yang mungkin antara perusahaan dan perguruan
tinggi yang nantinya itu harus terintegratif, tidak hanya dibebankan pada
perguruan tinggi saja tapi bagi lembaga non pendidikan juga untuk melindungi
mahasiswanya agar saat melakukan pembelajaran itu tidak dieksploitasi
diindustri kan contohnya seperti itu jadi banyak sekali yang memang catatan -
catatan penting yang harus segera diperbaiki, contohnya adalah penyesuaian
kurikulum yang salah satunya yaitu kurikulum tersebut ada juga adalah dalam
pembelajaran di lapangan antara perguruan tinggi dan lembaga non pendidikan
baik perusahaan maupun industri itu agar dapat memenuhi tidak hanya memenuhi
kebutuhan industri tetapi juga menyentuh soal kualitas perguruan tinggi karena
jika ketimpangan itu terlihat ada kesenjangan karena memang skor antar
kampus berbeda - beda, ada kampus yang
sudah bagus, ada yang mungkin harus berkembang tentang kondisi - kondisi perguruan
tinggi itu juga harus menyentuh aspek tersebut di sisi lain tadi ada istilah
kasarnya "eksploitasi industri" agar tidak terjadi makanya
kurikulumnya harus disesuaikan selain itu juga kondisi perguruan tinggi yang
timpang kualitasnya juga mempengaruhi, beda ketika nanti kita melihat ditingkat
universitas ada juga nanti ditingkat institut ditingkat sekolah tinggi tentu
berbeda - beda, bagi saya yang lebih penting mempersiapkan pondasi yang sebaik
mungkin agar kesenjangan kualitas antara universitas dengan peningkatkan
kapasitas antara mahasiswa tapi disisi lain juga harus ada tenaga pendidik,
metode, maupun fasilitas yang harus memang benar - benar menunjang antara
kampus merdeka memang harus tercapai itu PRnya sangat banyak sekali, terlihat
antara kurikulum, antara pendidik, antara metode dan fasilitas itu harus. Ya
kembali lagi ya.
Mengenai
kapasitas tenaga pendidik, metode, fasilitas maupun memperhatikan antara
kualitas perguruan tinggi dan statistik perguruan tinggi antar kampus memang
harus benar - benar diperhatikan karena dari pembangunan fasilitas tersebut itu
sangat - sangat penting sekali bagi penunjang mahasiswa khususnya dalam
perguruan tinggi yang banyak - banyak prakteknya daripada teorinya, jadi fokus
yang paling utama menurut saya yang terpenting adalah pondasinya harus diperbaiki sebaik mungkin karena disisi lain
ketika nanti mahasiswa tersebut itu harus melakukan praktek di lapangan itu
jangan sampai justru menjadi alat tenaga kerja yang murah bagi industri -
industri yang tempat magang mahasiswa tersebut. Mungkin cukup itu saja jawaban
saya.
Pertanyaan 2
Saya
Novia dari UNY. Kalau dilihat dari segi efektif dan efisien apakah kampus
merdeka ini bisa berjalan efektif dan efisien?
Tentunya
hambatan pasti ada, karena dari merdeka pendidikan menjadi kampus pendidikan
mempunyai tujuan yang outputnya sangat baik untuk mahasiswanya. Maka dari itu,
kita harus merespon ini sebagai sebuah peluang agar kemandirian dan keunggulan
dari output mahasiswa di kancah nasional maupun global dapat tersaring atau
dapat bersaing dengan dunia luar. Disisi lain, dalam merancang kurikulum,
mahasiswa selain belajar ilmu sosial juga belajar ilmu eksak atau bisa juga
mengerti tentang sosial.
Ketika
kita pernah membaca surat kabar di unair itu malah rektornya menginginkan
bahwasannya pendidikan berbasis digital dapat menggantikan tugas akhir, bahkan
program magang di luar negeri ataupun pertukaran pelajarpun juga kalau bisa
dapat menggantikan tugas akhir. Tetapi dengan catatan mahasiswa sudah mengambil
mata kuliah wajib selama perkuliahan tersebut dan juga harus mematuhi
syarat-syarat atau ketentuan masing-masing kampus tersebut. Disisi lain,
mahasiswa belajar tanpa adanya pengaruh waktu, lebih fleksibel, tetapi
kebijakan tersebut juga tidak diartikan bebas. Mahasiswa juga mengikuti
peraturan yang sudah ada, sudah tertata dan berkompeten di kampus tersebut. Menurut
saya hal ini merupakan kesempatan bagi seluruh elemen mahasiswa agar peluang
ini menjadi loncatan, kemandirian dan keunggulan bagi mahasiswa agar nantinya
bisa bersaing di tingkat nasional, internasional maupun global.
Pertanyaan 3
Assalamu'alaiakum
Wr Wb. Selamat siang, nama saya pranata priambodo, dari ITY "Institut
Teknologi Yogyakarta" prodi Teknik Kelautan. Mas mau tanya kampus merdeka
itu terumasuk kampus seperti apa karena saya kurang paham.
Pertanyaan
ketiga dari mas pranata mahasiswa ITY, merdeka pendidikan, kampus merdeka jika
kita menyebut pada kebijakan pak nadim,
yaitu kampus merdeka itu bisa meningkatkan fleksibilitas mahasiswa agar belajar
lintas disiplin dimaksud disini kedepan mahasiswa bisa meramu ataupun mengambil
mata kuliah sesuai kebutuhan, mahasiswa tidak terpaku kepada program studi yang
diambil,intinya yang disesuaikan adalah minat, kebutuhan dari mahasiswa itu
sendiri tujuan nya mahasiswa itu fleksibel dan tidak terpaku pada program
studi, itu salah satu dari ciri kampus merdeka.jika ada menanyakan penekanan
magang dan program lapangan ,agar mahasiswa intinya pada peningkatan
pengetahuan realita pada yang ada di masyarakat tsb agar mahasiswa melek
lapangan,jadi kampus itu sudah terbiasa memberikan fleksibilitas dalam belajar
makanya kampus diluar negeri pun juga melalui skema yang sama terhadap kampus
merdeka tsb, melalui pertukaran pelajar pertukaran kelas sejak 2005 di Eropa
sdh menerapkan kurikulum mayor minor kalau diistilahkan seperti itu,dan juga
dikampus " yang notabene nya adalah kampus praktik, seperti pertanian,itu
juga bahkan mendukung studi bisa melalui pertukaran pelajar, intinya dalam
kampus merdeka itu mahasiswa lebih fleksibel dalam memilih salah satunya
memilih program studi yang diambil tidak hanya terpaku dan meramu ataupun
sesuai minat pada diri mahasiswa masing.
Pertanyaan 4
Selamat
siang, Asalamuallaikum wr.wb. Nama saya Heru Riswanto dari UNU Yogyakarta. Kampus
merdeka menurut saya.. Jalan keluar yang bagus didalam dunia pendidikan, karna setiap
individu tidak dituntut untuk menjadi siapa, dan setiap individu lebih bisa
memilih jalannya dimana dia akan melangkah kedepan. Tetapi apa dampak buruk
bagi kampus merdeka mas?
Waalaikumsalam
terima kasih kepada Mas Heru riswanto dari UNU Yogyakarta yang menanyakan apa
dampak buruk bagi kampus merdeka salah satunya pasti di sisi kebijakan baru ini
kampus merdeka itu harapannya yang awalnya pastinya akan dapat mempermudah
perguruan tinggi membentuk prodi dan perguruan tinggi bisa bekerja sama dengan
organisasi maupun industri kelas dunia seperti itu namun pasti akan ada pro dan
kontra maupun ada dampak buruknya yang pasti seperti itu kalau menurut saya
kalau dampak buruknya itu kita menilai bahwasanya perguruan tinggi yang kita
dambakan bahwasanya perguruan tinggi yang memiliki output-output yang merdeka
memanusiakan manusia ataupun menjadi manusia yang berfikir kritis itu nantinya
akan melahirkan manusia-manusia yang pekerja tetapi bukan manusia yang pemikir
yaitu salah satu yang kita takuti bersama mungkin yang perlu kita ketahui
adalah pak menteri itu harus memahami karakter karakter perguruan tinggi karena
memang dari kampus universitas terbuka ataupun kampus kampus yang tergolong
belum baik fasilitasnya Itu kan mungkin sangat sangat banyak ya karena dari
sekolah tinggi institut universitas atau pun lebih-lebih ke bawah lagi ada
politeknik itu kan karakternya mungkin berbeda.
Hal
ini harus disesuaikan dan kebijakan itu harus disesuaikan dengan keadaan di
lapangan seperti itu memang cukup fundamental karena perubahan-perubahan pada
kebijakan kali ini cukup banyak yang tadi sudah saya sebutkan mengenai
kebijakan kurikulum yang pada hari inipun kebijakannya sangat kental dengan
pendekatan pasar pasti targetnya adalah memenuhi kebutuhan industri karena minusnya
itu lebih ke melahirkan output manusia pekerja bukan lagi output pemikir salah
satunya seperti itu ya menurut saya juga untuk menghadapi revolusi industri 4.0
yang mesti kita tantangannya itu tidak hanya pada orientasi pasar industri
semata ya tapi juga konsep melahirkan manusia-manusia seperti apa itu mungkin
harus kita kritisi bersama apakah nantinya outputnya hanya manusia pekerja saja
ataupun nanti outputnya memang manusia pekerja pas pemikir saja mungkin kita
harus bertumbuh pada orientasi di situ ya kita boleh untuk memberikan saran
ataupun masukan nantinya ketika revolusi industri dapat berjalan itu kalau bisa
ya manusia pekerja tetapi juga manusia pemikir kan seperti itu karena memahami
karakter di perguruan tinggi itu juga beda-beda terima kasih atas pertanyaannya
ya wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Pertanyaan 5
Assalamualaikum
wr. Wb. Selamat siang semuanya. Perkenalkan nama saya Rahman. Mahasiswa Amikom.
Saya punya pertanyaan Mas Furqan. Di sebuah universitas kan ada sebuah program
yaitu KKN. Menurut saya KKN itu mirip seperti salah satu tujuan kampus merdeka
yaitu belajar di luar program studi. Tapi kebanyakan mahasiswa yang telah kkn
seperti tdk ada perubahan. Apakah nanti sistem kampus merdeka akn memiliki
output yang sama seperti kkn? Terima kasih
Pertanyaan
dari mas Rahman dari Amikom. Apakah nanti sistem kampus merdeka akan memiliki
output yang sama seperti kkn? Pasti akan berbeda, karena dalam kaitan waktu
mahasiswa itu bisa saja diperpanjang program kampus merdeka itu bisa sampai selama 2 semester. Melihat kkn/ magang
ditahun sebelumnya ataupun kebijakan sebelumnya, perusahan yang menerima mahasiswa magang itu cenderung kurang
efektif, ataupun mahasiswa yang kkn di msyarakat itu cenderung waktunya kurang dari 6 bulan tersebut. Jika
perusahan yang menerima magang dg waktu yang tergolong singkt itu dinilai malah
mengganggu industri.
Magang
tersebut bisa berjalan 2 semster atau 1 tahun maka mahasiswa akan mendapatkan
pengalaman yang cukup, bahkan bisa
langsung di regrut oleh tenaga yang menyeleksi dari awal magang sampai tempat
kerja bahkan akan lebih mantap ketika berawal dari magang terus meyepakati
untuk memasuki program kerja. Jadi kompentensi yang diperoleh mahasiswa selama
magang dan menyetorkan sks di kampus itu bisa saja langsung di regrut oleh
industri tersebut.
Jadi
untuk kegiatan yang tadi apakah nanti ketika kkn /kebijakan kampus merdeka itu
apakah berbeda? Tujuannya pastinya berbeda sekali. Selain itu perguruaan tinggi
di lingkungan masyarakat, dapat menyusun program mahasiswa membangun desa. Dengan mengintegrasikan kkn dengan mata kuliah atau
dengan cakupan yang ada. Itu pasti nanti setiap bulan tujuannya adalah dalam
melaksanakan program mahasiswa juga
harus memberikan laporan atau dosen
juga memberikan msukan di akhir program
mahasiswa tersebut. Jadi tujuannya itu pasti erat, antara kampus dg masyarakat,
baik dalam industri dan pemerintah. Karena sumber pencerahan ilmu pengetahun
supaya dapat terintegrasi ya antara masyarakat dan pengetahuan itu harus
memodifikasi lagi program program / kkn tersebut. Sesuai dg tempat magang yang
sudah diterapkan kampus tersebut. Magang itu tujuannya tidak hanya sekedar
untuk kampus memfasilitas saja, tetapi juga memberikan output dalam dunia
kerja.
Pertanyaan 6
Selamat
sore, saya Ika dari UIN. Menurut pandangan saya, kebijakan Kampus Merdeka
terutama pada kebijakan mahasiswa dapat mengambil dua semester lintas prodi dan
magang, cenderung memakai perspektif industri dan cenderung mengikuti
perkembangan pasar. Hal tersebut menurut
saya bertentangan dengan fungsi pendidikan tinggi, kemampuan dan skill industri
memang penting tetapi jika terlalu bergantung pada perspektif industrial maka
perguruan tinggi dapat menjadi agen kapitalisme, bagaimana menurut mas?
Kemampuan
dan skill industri memang penting tetapi jika bergantung dengan prespektif
industrial maka perrguruan tinggi merupakan agen kapitalisme. Jadi diawal masa
jabatannya Pak Nadime Karim mempunyai ide menghubungka dunia pendidikan dengan
dunia industry untuk berjalan lancar. BUMN juga mendukung kegiatan-kegiatan
mahasiswa baik di perusahaan nasional maupun internasonal. Kolaborasi kampus
dimana yang semakin hari mendekati industry dengan adanya penguatan karakter
mahasiswanya dapat digambarkan ketika mahasiswa hanya berenang di kolam renang
tanpa melatih diri berenang di lautan terbuka maupun dilautan samudera itu maka
tantangan yang dihadapi mereka maka
mahasiswa akan kaget.
Namun
dalam orientasi melayani dunia kerja di antara universitas terlihat teralu
fulgar bahkan sebagai kapitalisme ujar pak menteri seperti itu. Di sisi lain
kolaborasi pendidikan itu sangat penting dan ketika berbicara mengenai
panggung- panggung ekonomi maupun panggung –panggung tenaga kerja itu banyak
sekali terjadi kontra salah satunya adalah membuka pekerja gratis pada
perusaahan yang tadinya bisa berjalan antara 1 bahkan 2 semester. Yang
dikhawatirkan adalah adanya revolusi mental para mahasiswa buka menjadi
pemimpin tetapi menjadi buruh inilah yang
paling harus kita kritisi karena mahasiswa harus mennjadi agen of change, psiko
control dan juga mengubah karakter tri darma karena setaraf sekolah kejuruan
saja di visi misinya itu hampir sama yaitu mencetak generas pendidikan yang
nantinya dapat menjadi tenaga di industri atau di sub instansi ekonomi pasti
akan tujuan disana. Jika kita mempersoalkan nilai masyarakat maupun social maka
gelombang ini akan terus menerus terjadi jika dilihat dari teori ekonomi siapa
yang berkuasa modal dialah yang menang. Tapi jika kita tidak berhati-hati maka
para mahasiswa akan menjadi budak-budak kapitalis.
Empat
tahun kedepan mental mahasiswa Indonesia bisa menjadi mental matriealistis. Apa
saja dihitung dengan uang yang menjadi terkikisnya sikap kemanusiaannya. Namun
jika hal itu bisa ditutup dimana pendidikan itu tidak hanya mengarah pada
kapitalisme. Harapan yang diperhitungkan dalam pendidikan yaiu dapat
berkontribusi maupun bisa bereksplorasi sesuai dengan keinginan mahasiswa
pastinya generasi muda nanti nya tidak mau disebut dengan kesadaran
kemanusiaannya runtuh hanya karena kuliah sekedar untuk mencari pekerjaan atau
pun dicetak menjadi buruh-buruh industry . hal tersebut harus dikurangi jadi
kekhawatiran itu ada di lingkungan sekolah maupun kampus dan kita harus benar-benar
menjadi mahasiswa yang bisa mengkritisi kebijakan-kebijakan itu. Mahasiswa itu
sebagai inovator bukan hanya sekedar buruh yang sama sekali tida punya visi
mencipakan lapangan pekerjaan.
Pertanyaan 7
Saya
nata. Mau tanya berati misal nya saya ambil prodi teknik kelautan itu bagai
mana pada hal saya dlu D3 nya jurusan program acara tv dan radio di kampus AKRB
jogja tapi saya sekarang kuliah S1 di ITY itu cerita nya saya di ITY biasiswa
pas saya ikut lomba buat filem cerita pendek saya rasa di bohongin kata nya di
kampus itu masih satu jurusan saya tapi saya lihat prodi teknik kelautan kok
beda saran mas Furqon Bagai mana ?
Ya
terimakasih kepada saudara Nata, untuk pertanyaannya yang dulu D3 di AKRB
sekarang di ITY prodi teknik kelautan. Jadi termakasih sudah bercerita di sesi kali ini. Tetapi saya juga mungkin
bukan ranah yaa untuk mengkritisi bagaimana beasiswa kok biasa diambil ketika
ikut lomba dan dirasa kurang sesuai tetapi ketika saudara memilih dari D3 ke S1
pastinya sudah mempertimbangkan bagaimana nanti kualitasnya, bagaimana
akreditasi terkait dengan jurusannya tersebut. Jadi ketika sudah memilih S1
pastinya harus benar-benar. Misal jangan ragu ketika sudah mengambil, sudah
menentukan dan memang sudah berjalan mengikuti kuliah karena pada bidang
pekerjaan tertentupun ketika nanti cita-citanya memang harus kerja di industry
maupun nanti.
Di
kuliah S1 menentukan ke fokusan karena disitu tergolong kuliah lebih teorinya
juga lebih lama dibandingkan dengan D3 yang banyak praktiknya. Ketika melamar
pekerjaanpun latar kelakang juga dilihat dengan seberapa banyak tau posisi
tempat yang dilamar atau seberapa besar IPK. Jadi menurut saya jangan ragu-ragu
lagi ketika sudah mengambil S1. Karena S1 nantinya memang sebagai focus utama
dalam menunjang karir-karir kedepannya. Memang kalau dirasa kurang berkenan dan
kurang mantap karena ini bukan ranah
saya mungkin bisa ditanyakan ke bagian di prodinya seperti itu. Jadi
terimakasih sudah memberikan pertanyaan dan sedikit curahan, saya hanya bias
menjawab seperti itu. Jadi mohon maaf saudara Nata. Terimakasih.
Pertanyaan 8
Selamat
sore. Saya Sarah Dari UNY. Institusi pendidikan tinggi di Indo terbagi atas
univ, politeknik, institusi dan sekolah tinggi. Sementara untuk univ dan
sekolah tinggi cenderung mengedepankan teori. Sehingga penerapan program magang
selama 3 semester kurang cocok jika diterapkan pada universitas dan lebih cocok
diterapkan pada politeknik, karena pada politeknik lebih banyak dikenalkan
dengan praktik-praktik. Bagaimana menurut mas furqon?
Ya
terima kasih kepada mbak sarah dari UNY mengenai institusi pendidikan tinggi
itu kan tadi sudah disebutkan penerapannya itu magang selama 3 semester dinilai
kurang cocok diterapkan di universitas sedangkan disisi lain ada poli teknik
yang kebanyakan dengan praktik-praktiknya itu lebih sesuai. Jadi menurut
pandangan saya, seperti yang sudah saya singgung tadi mengenai perlunya memodifikasi
dari pelaksanaan program kampus merdeka itu memang programnya yang selama ini
dilakukan itu seperti magang dan kuliah kerja nyata dari segi hubungan,
program, sifat, dan fasilitasnya ituemang harus dimodifikasi. Makanya
target-target mahasiswa yang dimagangkan atau pendampingan di desa dari tingkat
produ sampai univ harus sesuai dengan pelaksanaan program tersebut.
Ketika
nanti kita melihat kebelakang kok politeknik lebih cocok untuk menerapkan
hal-hal yang sedemikian rupa yang berbau dengan praktik, industri, maupun
ketenagakerjaan, tetapi pada kampus merdeka ini memang banyak yang harus
diubah, yang tadinya menyampaikan bahwasanya kekurangefektifan menerima magang
di industri-industri itujuga dari segi waktu juga harus diubah karena memang
yang tadi sudah saya singgung bahwasanya perusahaan itu cukup terganggu dengan
mahasiswa yang magangnya hanya singkat, mungkin yang dulunya 1-2 bulan dinilai
dari segi penerapan dan praktik itu kurang maksimal. Jadi, ini karena merujuk
pada kompetensidi perguruan tinghi, maka industri itu juga berharap agar
mahasiswa itu mendapatkan talenta-talenta yang bisa direkrut sehingga nanti
mereka bisa masuk ke dunia kerja. bahkan kuliah kerja nyata yang tadinya 1 atau
sampai 3 bulan nisa diperpanjang. karena disini itu juga perencanaannya itu
juga sangat matang. Apalagi menyusun prioritas pembangunan merancang program
iti sekarang juga sudah mulai dicamangkan. tidak hanya industri saja tetapi
dipemberdayaan masyarakat maupun bumdes ataupun pembangunan ini, tujuannya memang
seperti itu. Ketika dari universitas politeknik maupun institut ataupun sekolah
tinggi memang disini benar-benar dimodifikasi dari awal. Makanya selama ini
kita melihat bahwasanya magang atau KKN mahasiswa diperguruan tinggi iti bisa
menyatu dengan dicanangkannya kampus merdeka bahkan yang kita lihat
diberita-berita sekarang ini banyak mahasiswa yang mengeluh tentang kurang
mendapatkan pengalaman kerja baik dibidang industri maupun profesi sehingga hal
ini kebijakan kampus merdeka itu menjadi solusi bagi kementrian pendidikan dan
kebudayaan pada era sekarang ini.
Pertanyaan 9
Assalamualaikum.
Perkenalkan saya Alifia dari UAA. Mengenai kebijakan yang telah di keluarkan
oleh mentri pendidikan dan kebudayaan, apakah diterapkan untuk perguruan tinggi
Bru dibagun atau yang sudah berdiri
lama? Selanjutnya pertanyaan saya yang lain mengenai tujuan dari kebijakan
tersebut ataukah agar mahasiswa cepat lulus dan bekerja atau ini termasuk
aspirasi dari suara mahasiswa di Indonesia? Mohon di jelaskan.
Trimakasih
Pertanyaan dari Mbk Alfia, mengenai Apakah kampus lama atau apakah yang kampus
baru hal ini adalah keseluruhan kampus, dimana nanti kebijakan ini menyeluruh,
yang orientasinya dalam pengelolaan ini adalah pada pembangun SDM yang trampil
dan menguasai ilmu pengetahuan, serta talenta - talenta global untuk kerjasama
seperti itu.
Kalau
aspirasi nya dari sejak awal masuknya mentri kabinet ini, dalam kabinet ini
menuai pro kontra karena banyak sekali, tidak hanya sesama mentri tetapi dalam
tingkat rektor maupun di ketua - ketua disekolah tinggi pun juga mengenai hal
yang serupa ada pro ada kontra itu,pastinya adanya muncul keragu - raguan.
Munculnya keraguan - keraguan ini
sejarahnya memang seorang pengusaha yang menjadi mentri pendidikan baru
sekarang seperti itu.
Pastinya
ketika statement ini mungkin pada awal januari lalu, ketika pak mentri itu
juga, perguruan tinggi swasta tidak bisa melaksanakannya itu. Perlu dibuat uji
publik agar penerapanya itu bisa sama.
Karena memang keadaan - keadaan perguruan tinggi negeri maupun swasta itu kan
berbeda - beda. Jadi kebijakan tersebut
itu juga menuai banyak kritikan contohnya saja pada kritikan tentang konsep
yang dilaksanakan itu akan melahirkan manusia pekerja atau jg manusia yang
enggak bisa berfikir bahkan seperti itu. Karena ketika nanti di lapangannya itu
kan mahasiswa mendapat makanan selama 3 semester maupun dapat magang ketika
dikampus itu, yang cocok seperti tidak hanya
disosial atau teknik saja tetapi ilmu -ilmu dasar seperti
fisika,kimia,biologi juga bisa di sesuaikan dengan program magang dan tentunya
itu problematika itu sangat banyak. Karena memang beberapa masalah klasik
didunia perguruan tinggi hingga kini itu biaya yang terus naik ditambah lagi
anggaran pendidikan di pemerintah tahun ini juga menganggarkan 500 sekian
trilliun data juga pada kurun waktu 3 tahun terakhir pun yang putus kuliah
sebanyak 2,8% pasti pak mentri itu juga melihat bagaimana tahun - tahun
sebelumnya.
Jadi
kita itu masih rendahnya kemampuan riset perguruan tinggi itu juga harus dibandingkan,
ketika melihat ditetangga kita singapura dan malaysia itukan juga dibandingkan
indonesia kan kita sangat tertinggal seperti itu yang kali ini yang harus di
garis bahwa adalah pasti ada pertanyaan, pertanyaan itu kampus merdeka itu
sebenarnya untuk kepentingan siapa ataupun untuk benarkah pendidikan tinggi ini telah mampu
memerdekakan mahasiswanya dengan kebijakan kampus merdeka ini, pasti teknisnya
kita menunggu saja karena memang banyak
yang perlu di perbaiki khusunya dalam perubahan kebutuhan yang dikatakan ling
end meks perguruan tinggi itu harus bisa sepatutnya untuk melahirkan, mencetak generasi yang
terampil memenuhi kebutuhan - kebutuhan sesuai dengan industri tetapi juga
tidak mencederai tridarma perguruan tinggi seperti itu. Trimakasih Wassalamu'alaikum
warrahmatullahi wabarrakatu.
Pertanyaan 10
Selamat
sore. Saya Wahyu Eka Saputra dari Kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Saya
mau bertanya, apakah nanti sistem kampus merdeka ini akan meniru secara utuh
model pendidikan dari negara Finlandia / model Eropa Barat dalam aplikasinya
atau hanya sekedar mengambil api semangatnya saja lalu kita berusaha komparasi
kan dengan semangat pendidikan di negeri kita sesuai dalam UUD 1945?
Terimakasih
pertanyaan dari wahyu eka saputra,Pertanyaanya mengenai komparasikah semangat
pendidikan di negri kita sesuai dalam UUD 1945,ketika membahas asas pendidikan
di Finlandia ,disana mpy kualitas pendidikan yang menjadi rujukan oleh bapak
menteri kita. Disana hanya sebatas kesamaan visi dan sistem saja yaitu mengenai
kesamaan dari kebijakan,asas pendidikan yang peran guru tidak lagi mjd pusat
melinkan menjadi fasilitator dlm pengembangan karakter. Namun dalam prakteknya
juga disesuaikan dengan yang tertera pada undang² 1945 termasuk dalam fokus
pengembangan sesuai di negara kita,khususnya fokus pengembangan usaha di desa
dan pengembangan mahasiswa dan dosen itu bersama-sama untuk memasarkan potensi
di desa dengan menggunakan digital, jadi platform yang ada pada kebijakan Pak Nadiem itu harus
memang di setiap elemen² kampus itu sudah menerapkan dan memunculkan produk
unggulan yang sesuai dengan daerahnya masing-masing misalnya dalam sejumlh
pasar di Indonesia itu bisa mmbntuk forum² kewirausahaan dalam ekonomi misalnya
atau juga mpy pencapain yang antara lain adalah usaha berbasis desa baik
kabupaten maupun kota itu bisa mengembangkan agar lebih maju karena memang
ketika kita mengambil peningkatan kualitas pendidikan harus benar² disesuaikan
dengan penentu kebijakan lain dari kebijakan di Finlandia tadi serta harus menyesuaikan
tempat dimana magang tersebut dilaksanakan. Dan pastinya ini menjadi kebijakan
yang paling baik karena disamping peran guru menjadi kualitas penentu itu juga akan menjadi
pendamping yang menjadi pemberi kesempatan bagi mahasiswanya untuk mengembangkan
minat dan bakatnya. Jadi akan kembali ke mahasiswa seperti apa yang mereka
sukai dan guru serta dosen hanya sebagai pendamping.
Ditulis oleh: Departemen Pendidikan Ikatan Mahasiswa Bantul.