(Bantul, 22/04) sebanyak 100
pemuda dari berbagai daerah di Bantul mengikuti kegiatan Pembinaan Pemuda Kader
Anti Narkoba Kabupaten Bantul Tahun 2016 di Rumah Makan “Kangen” Komplek Pasar
Seni Gabusan Bantul.
Kegiatan ini merupakan salah
satu bentuk kerjasama antara Balai Pemuda dan Olahraga (BPO) Daerah Istimewa
Yogyakarta dengan Kantor Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul guna
meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan tindakan preventif terhadap pemakai
narkoba di kalangan pemuda.
Kegiatan pembinaan ini
berlangsung selama 2 hari. Hari pertama diselenggarakan pada pada tanggal 22
April 2016 dan hari kedua pada tanggal 23 April 2016. Pada hari pertama peserta
diberikan penyuluhan dari Drs. Supriyanto Widodo, MT selaku perwakilan dari
Kantor Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul dan Arvin Munajah, S.E., M.M selaku
penyuluh Badan Narkotika Kabupaten Bantul.
Supriyanto widodo memaparkan
mengenai kebijakan Kantor PORA terhadap pemuda di Kabupaten Bantul ini yaitu
dengan mengembangkan kegiatan kepemudaan dan olahraga yang berakar pada sistem
adat istiadat, nilai, agama, dan budaya; menyediakan sarana dan prasaran
kepemudaan dan olahraga; melakukan kerjasama antar organisasi olahraga dan
kepemudaan baik lokal maupun nasional; dan lain-lain.
Bidang pemuda dan olahraga
mempunyai sasaran berupa meningkatnya kualitas hidup masyarakat dengan
indikator umur harapan hidup yang dapat dilihat dari jumlah prestasi di bidang
olahraga melalui berbagai kegiatan bidang olahraga, misalnya kompetisi olahraga.
“Kegiatan di bidang olahraga
diharapkan mampu mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga.”
papar beliau.
Sasaran yang kedua berupa
meningkatnya kentraman dan ketertiban masyarakat dengan indikator angka
kriminalitas berupa penurunan angka gangguan ketentraman dan ketertiban
masyarakat.
“Pengguna narkoba di DIY
sejumlah 8980 orang dengan kisaran usia antara 10 sampai 64 tahun. Dan wilayah
paling rawan di DIY adalah Kota Yogyakarta, Sleman, dan Bantul.”, ungkap Arvin
Munajah.
Dengan melihat data
tersebut, Kabupaten Bantul berada di peringkat 3 daerah paling rawan persebaran
dan penggunaan narkoba di wilayah DIY. Penyaluran narkoba sendiri dapat melalui
berbagai cara, misalnya melalui transportasi, tempat-tempat wisata, kesenian,
budaya, bahkan pendidikan.
DIY sendiri merupakan kota
wisata, kota pelajar, kota budaya, mudah dijangkau dengan berbagai alat
transportasi dan penduduk DIY merupakan masyarakat yang ramah dan welcome maka
akan semakin mudah dalam proses peredaran narkoba. Seseorang mengkonsumsi
narkoba biasanya karena faktor individu misalnya belum bisa mengontrol diri
untuk tidak ikut-ikutan dengan tren, kemudian faktor lingkungan berupa
hubungan dengan keluarga yang tidak harmonis dan pengaruh dari teman, serta
faktor ketersediaan zat di daerahnya.
Penggunaan narkoba tentunya
tidak akan terpisah dengan dampak yang muncul pada pengguna. Dampak ini muncul dalam
3 tahap, tahap yang pertama adalah dampak habitual dimana pengguna akan selalu
teringat dengan narkoba. Tahap kedua adalah dampak adiktif dimana pengguna akan
ketergantungan dengan narkoba. Tahap yang ketiga adalah dampak toleran dimana
tubuh pengguna dan narkoba sudah menyatu sehigga pengguna akan mengkonsumsi
narkoba dalam jumlah besar karena tubuhnya sudah tidak merespon dengan
sedikitnya narkoba yang dikonsumsi.
Pada hari kedua, 23 April
2016, peserta mendapatkan penyuluhan oleh Desiana Rizka Fimmastuti selaku Kader
Pemuda Anti Narkoba 2016 dan Deni Suryanto selaku koordinator P4GN (Pencegahan
dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba).
Pemuda sebaiknya gencar dan
memiliki niat yang kuat untuk menghindari narkoba. Langkah yang bisa diambil
adalah dengan penanaman pada diri untuk tidak memakai narkoba, memperluas
wawasan dan pengetahuan, menjaga hubungan interpesonal yang baik dengan
orang-orang terdekat, menjadi konselor sebaya, terjun ke masyarakat bersama
kelompok, dan membangun network dengan lembaga dan instansi
terkait.
Baik Desiana Rizka maupun
Deni Suryanto mengajak peserta untuk peduli terhadap pengguna narkoba sehingga
penderita mau dan mampu untuk sembuh dari pengaruh narkoba.
Sedangkan Supriyanto Widodo
dan Arvin Munajah mempunyai harapan yang besar kepada para pemuda yang
mengikuti kegiatan ini untuk memberikan pemahaman di lingkungannya sehingga
mampu mencegah penggunaan narkoba dan menjaga keluarga dan lingkungan dari
narkoba.
“Ilmu yang bermanfaat bukan
hanya untuk diri sendiri, tetapi sebaiknya disebarluaskan kepada orang lain.”,
tutur Arvin Munajah.